Dorong Perbaikan Layanan, DPRD Sulbar Sidak RSUD Provinsi
"Komisi IV DPRD Sulawesi Barat menetapkan langkah tegas setelah inspeksi mendadak di RSUD Provinsi mengungkap kondisi fasilitas yang memprihatinkan. Dari toilet rusak hingga plafon bocor dan AC mati, temuan ini memacu evaluasi menyeluruh guna mendongkrak mutu layanan kesehatan sesuai harapan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulbar."
Mamuju, Katinting.com – Kondisi memprihatinkan dan pelayanan yang tersendat menjadi fokus evaluasi mendalam yang digelar Komisi IV DPRD Sulawesi Barat, Senin (1/12). Evaluasi ini merupakan tindak lanjut dari inspeksi mendadak (sidak) yang sebelumnya dilakukan di RSUD Provinsi Sulawesi Barat, menguak sejumlah fakta kelam tentang fasilitas kesehatan yang seharusnya menjadi tumpuan publik.
Sidak yang dipimpin Ketua Komisi IV Abdul Rahim, bersama anggota Irfan Fahri Putra dan Masdar Mahmuddin, bertujuan memastikan layanan kesehatan berjalan optimal, sesuai dengan visi Gubernur dan Wakil Gubernur Sulbar. “Kami menerima banyak laporan masyarakat. Sidak ini adalah mata kami untuk melihat langsung dan memastikan penanganan segera dilakukan,” tegas Rahim.
Yang mereka saksikan bukan sekadar ketidaknyamanan, melainkan serangkaian disfungsi yang mengkhawatirkan. Hampir seluruh toilet di rumah sakit itu tidak berfungsi dengan baik, sebuah kondisi dasar yang mestinya terpenuhi. Plafon bocor dan rusak di beberapa koridor memperparah kesan lusuh. AC di sejumlah ruangan layanan mati, menambah beban pasien dan keluarga di tengah terik Mamuju. Sementara itu, penerangan yang minim di titik-titik vital gedung menciptakan atmosfer muram dan berpotensi membahayakan.
Tidak hanya infrastruktur fisik yang ambruk. Komisi IV juga menyoroti mekanisme pengadaan obat yang kerap memicu keluhan masyarakat, mengindikasikan masalah sistemik yang berdampak langsung pada kesembuhan pasien.
Dalam rapat evaluasi yang menghadirkan Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Amujib dan Plt. Kepala Bapperida Muhammad Darwis, tuntutan untuk segera bertindak mengemuka. Amujib menegaskan, Direktur RSUD yang telah menjabat dua bulan, dr. Musadri Amir Abdullah, sudah seharusnya memiliki pemetaan lengkap atas kerusakan, kebutuhan perbaikan, hingga komposisi tenaga. “Rapat teknis khusus akan segera digelar untuk membahas penanganan rinci,” janjinya.
Di sisi lain, dr. Musadri mengaku telah menghadapi tumpukan masalah sejak pertama kali menjabat. Meski menyampaikan apresiasi atas perhatian DPRD dan Pemprov, pengakuannya justru mengukuhkan betapa parahnya warisan masalah yang harus ia tangani. Kini, bola ada di pihak eksekutif. Masyarakat Sulbar menunggu bukti: akankah rapat-rapat ini berujung pada perbaikan nyata, atau sekadar menjadi ritual pencatatan keluhan yang terus berulang?. (*/Rigo Pramana)
