Sosial Media
Home Baca Tulis Alquran LPTQ Mamuju Pembinaan Sekda Sulbar Sulbar Tilawah

Tantangan Baru LPTQ Sulbar, Angkat Indeks Literasi Alquran yang Masih Rendah

10 min read



"Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Sulawesi Barat, Junda Maulana, membuka lembaran baru kepengurusan 2025-2030 dengan menggelar silaturahmi sekaligus rapat koordinasi internal di Mamuju, Senin (1/12). Dia menegaskan, tantangan terbesar pengurus baru adalah mengangkat indeks literasi membaca Alquran yang masih terbilang rendah, di angka 60 persen. Dalam rapat itu, berbagai strategi pembinaan qori dan qoriah unggulan digali untuk memperkuat prestasi MTQ hingga level nasional."


Mamuju, TOKATA.id - Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Sulawesi Barat, Junda Maulana, memimpin silaturahmi sekaligus rapat koordinasi internal pengurus baru periode 2025-2030 di kantor LPTQ, Senin (1/12).

Dalam kesempatan itu, Junda membuka diskusi mengenai kondisi indeks literasi membaca Alquran di Sulbar yang masih rendah, yakni di angka 60 persen lebih. Angka ini menurutnya menjadi tantangan berat sekaligus pemacu bagi pengurus baru untuk berinovasi dan meningkatkan kualitas baca Alquran masyarakat.

“Kondisi literasi Alquran kita yang baru 60 persen lebih, masih dalam kategori rendah. Ini menjadi prioritas utama yang harus segera diperbaiki,” tegas Junda.

Tak hanya itu, rapat juga mengusung agenda mencari dan membina qori serta qoriah terbaik daerah agar mereka bisa ikut serta dalam lomba Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) di tingkat kabupaten, provinsi, hingga nasional.

“Visi ini selaras dengan misi Gubernur Sulbar, Suhardi Duka, dan Wakil Gubernur, Salim S Mengga, untuk memajukan sumber daya manusia yang berprestasi,” kata Junda.

Dalam rapat tersebut pula, Junda mengungkapkan pentingnya seleksi berjenjang secara ketat supaya duta daerah dapat tampil optimal di even nasional.

“Masih ada beberapa kendala, seperti peserta yang tidak mengikuti proses seleksi berjenjang sehingga kualitasnya kurang maksimal saat ke tingkat nasional,” ujarnya.

Pengurus LPTQ pun sepakat untuk berkomitmen melakukan perubahan signifikan dan melahirkan inovasi berkelanjutan demi meningkatkan prestasi di bidang MTQ. Salah satu strategi utama adalah mendirikan Training Center bagi para peserta lomba.

“Tanpa fasilitas pelatihan memadai, tentu prestasi sulit tercapai. Kita tidak bisa bergantung hanya pada anggaran, tapi harus ada program yang jelas terlebih dahulu,” terang Junda.

Menurutnya, keberhasilan program akan mendorong ketersediaan anggaran melalui kerja sama yang solid dan dukungan berbagai pihak.

“Prinsip saya, program harus didahulukan, baru anggaran dicari. Dengan program yang kuat, dana akan mengikuti dengan sendirinya,” pungkasnya. (*/Rigo Pramana)

Komentar
Additional JS