SAKIP Sulbar Tembus "A", Bapperida Pacu Kualitas Perencanaan di Atas Target
"Di bawah pengawasan ketat Dewan, Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Sulawesi Barat mempertontonkan selembar kinerja yang bersinar. Hingga penghujung November 2025, realisasi programnya mencapai 90 persen, sementara nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) melesat ke angka 82,25 persen, melampaui target dan menyabet predikat A. Capaian ini ditegaskan sebagai bukti komitmen peningkatan tata kelola, meski DPRD terus mendorong terobosan inovasi yang lebih tajam."
Mamuju, TOKATA.id – Dalam rapat evaluasi yang digelar Komisi III DPRD Sulawesi Barat, Rabu (3/12/2025), Plt. Kepala Bapperida Sulbar, Darwis Damir, menyatakan bahwa lembaganya tidak hanya memenuhi target, tetapi melampauinya. Realisasi kinerja hingga 30 November 2025 telah mencapai 90 persen, sementara nilai SAKIP berhasil dipacu hingga 82,25 persen—mengungguli target 82,00 persen dan meraih predikat A.
“Ini bukan sekadar angka, melainkan cerminan komitmen kami untuk mendorong perencanaan daerah yang lebih berkualitas dan akuntabel,” tegas Darwis di ruang rapat Komisi III DPRD Sulbar.
Rapat yang dihadiri berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) mitra Komisi III itu tidak sekadar menjadi ajang pelaporan, tetapi juga ruang refleksi dan kritik. Di satu sisi, Bapperida menegaskan bahwa tolok ukur kinerja utama menjadi kompas kerja mereka, sejalan dengan Misi Kelima Panca Daya Gubernur Suhardi Duka dan Wakil Gubernur Salim S. Mengga, yakni mewujudkan tata kelola pemerintahan yang efektif.
“Kami menjadikan indikator kinerja sebagai panduan, agar setiap langkah pembangunan terukur dan membawa hasil nyata bagi masyarakat Sulbar,” imbuh Darwis.
Namun, di balik capaian gemilang itu, DPRD Sulbar menyelipkan catatan kritis. Komisi III secara khusus menekankan pentingnya inovasi dalam sistem pemerintahan. Anggota dewan meminta agar capaian kinerja tidak berhenti di angka, melainkan diterjemahkan menjadi pelayanan publik yang lebih gesit, responsif, dan solutif.
“Kami menghargai predikat A ini, tetapi itu harus menjadi batu pijakan, bukan tujuan akhir. Inovasi dan perbaikan berkelanjutan adalah kunci,” demikian salah satu pokok masukan dari legislator dalam rapat tersebut.
Hasil rapat ini mengisyaratkan dua hal: pengakuan atas kerja keras Bapperida, sekaligus desakan agar birokrasi tidak cepat berpuas diri. Di tengah gempuran tantangan pembangunan, sorotan dewan terus mengingatkan bahwa angka-angka kinerja harus bernafas—menyentuh kehidupan riil warga Sulawesi Barat.
Sebagai ujung tombak perencanaan, Bapperida kini ditantang untuk mentransformasi capaian administratif itu menjadi terobosan yang membumi, membuka jalan bagi Sulbar yang tidak hanya terukur, tetapi juga lebih manusiawi. (*/ Rigo Pramana)
