Sosial Media
Home Bapperida Sulbar Konekvitas Labuang Rano Mamuju Perencanaan Sulbar Tappalang Barat Wilayah

Rekonstruksi Jembatan Labuang Rano: Akselerasi Konektivitas dan Pemersatu Wilayah

12 min read

 


"Di tengah derasnya tuntutan percepatan pembangunan, proyek strategis rekonstruksi Jembatan Labuang Rano menunjukkan kemajuan signifikan. Dengan progres fisik mencapai hampir 98 persen, jembatan yang menghubungkan batas Tapalang Barat dan Tapalang telah bercokol menjadi simbol baru konektivitas dan harapan bagi masyarakat Kabupaten Mamuju. Monitoring dan evaluasi yang ketat mengungkap sinergi operasional yang efisien serta kualitas kerja yang menegaskan komitmen Sulawesi Barat pada infrastruktur yang kuat dan berkelanjutan."

Mamuju, TOKATA.id – Tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (Bapperida) Provinsi Sulawesi Barat melakukan inspeksi mendalam di lokasi rekonstruksi Jembatan Labuang Rano, yang menghubungkan batas Tapalang Barat dengan Tapalang, Kabupaten Mamuju. Kunjungan ini bertujuan memastikan keselarasan nyata antara progres fisik dan realisasi anggaran serta mengidentifikasi kendala teknis di lapangan yang berpotensi menghambat penyelesaian proyek.

Dipimpin Awaluddin dan didampingi anggota tim Faried Fadal, Muhaimin Indra, I Ketut Wibawa, Kurniawan, dan Firdaus, tim ini bertindak atas nama Plt. Kepala Bapperida Sulawesi Barat, Muh. Darwis Damir, SE., M.M. Hadir pula perwakilan BPBD dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi untuk mendalami kondisi lapangan dan progres pekerjaan.

Kepentingan Strategis Jembatan Labuang Rano

Rekonstruksi jembatan ini merupakan langkah krusial pemerintah provinsi dalam memperkuat fondasi transportasi Tapalang Barat. Jembatan lama yang kian rapuh kini digantikan struktur beton bertulang berstandar tinggi, memastikan ketahanan dan umur ekonomi yang jauh lebih panjang. Tidak sekadar infrastruktur fisik, proyek ini membuahkan jembatan penghubung vital yang melancarkan mobilitas masyarakat, mempermudah distribusi logistik, dan merangsang geliat ekonomi lokal.

Jembatan sepanjang 30 meter dan lebar 9 meter kini menanti tahap akhir konstruksi yang akan memperhalus aliran aktivitas sosial dan ekonomi, membuka akses lebih luas ke pusat pelayanan dan kawasan industri di Mamuju.

Hasil Pemantauan: Progres dan Kualitas di Atas Target

Tim Monev mencatat progres fisik telah mencapai 97,82 persen, jauh melampaui rencana awal 79,26 persen—sebuah capaian yang menggambarkan pengelolaan proyek yang disiplin dan terkoordinasi. Semua pekerja secara disiplin mengenakan alat pelindung diri lengkap, serta lokasi proyek dipenuhi rambu-rambu keselamatan sesuai standar ketat.

Pekerjaan utama telah selesai, menyisakan instalasi trotoar, pemasangan railing, serta tahap finishing dan pembersihan akhir. Dengan akses material lancar dan koordinasi solid, penyelesaian proyek diperkirakan akan melangkah lebih cepat dari jadwal awal.

Rekomendasi dan Upaya Penyempurnaan

Tim merekomendasikan percepatan tugas akhir agar jembatan dapat segera difungsikan, dengan perhatian ketat pada kualitas hasil kerja. Konsultan pengawas diminta untuk memastikan kesesuaian spesifikasi teknis tanpa kompromi. Penambahan pengaspalan oprit jembatan juga diusulkan guna memperhalus transisi antara jalan dan struktur jembatan sekaligus meningkatkan keamanan pengguna.

Faried Fadal menegaskan, “Proyek ini adalah contoh nyata bagaimana sinergi perencanaan dan pelaksanaan yang baik menghasilkan kualitas unggul.” Muhaimin Indra menekankan keharusan menyeimbangkan kecepatan dengan ketelitian, terutama dalam finishing untuk memastikan kenyamanan dan keselamatan pengguna.

Kepastian Komitmen Pemerintah

Plt. Kepala Bapperida, Muh. Darwis Damir menyatakan bahwa proyek ini adalah bukti nyata komitmen pemerintah provinsi, di bawah kepemimpinan Gubernur Suhardi Duka dan Wakil Gubernur Salim S. Mengga, dalam memperkokoh konektivitas antarkawasan Sulawesi Barat. “Infrastruktur seperti jembatan ini tidak hanya pengantar mobilitas, tapi juga penggerak pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” tegasnya.

Dengan upaya monitoring dan evaluasi berkelanjutan, pemerintah bertekad menjaga transparansi dan akuntabilitas dalam setiap proyek. Jembatan Labuang Rano akan segera menjadi jembatan penghubung baru yang tak sekadar menyatukan wilayah, tetapi juga harapan sosial-ekonomi masyarakat Tapalang Barat dan sekitarnya. (*/Rigo Pramana)

Komentar
Additional JS