Mamuju Perkuat Ideologi Kebangsaan dan Kerukunan Lewat Edukasi Pencegahan Radikalisme
"Di tengah arus deras pengaruh intoleransi dan radikalisme yang mengancam tatanan kebangsaan, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Sulawesi Barat bersama Satuan Tugas Wilayah Densus 88 dan FKUB Sulawesi Barat bergerak cepat melakukan upaya pencegahan intensif di lingkungan pendidikan SMA Negeri 1 Mamuju. Kegiatan yang melibatkan ratusan siswa ini menjadi tonggak penting dalam memperkokoh ketahanan ideologi dan kerukunan antarumat beragama sejak dini."
Mamuju, TOKATA.id — Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Sulawesi Barat bersama Satuan Tugas Wilayah (Satgaswil) Densus 88 Anti Teror dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Barat melaksanakan program antisipasi penyebaran paham intoleransi, radikalisme, ekstremisme, dan terorisme (IRET) di SMA Negeri 1 Mamuju, Senin (24/11).
Kegiatan ini diikuti oleh ratusan siswa sebagai bagian dari upaya strategis pemerintah daerah memperkuat ketahanan lingkungan pendidikan dari ancaman yang berpotensi menggerus nilai kebangsaan, kerukunan, dan persatuan.
Plt. Kepala Kesbangpol Sulbar, Sunusi, menegaskan bahwa generasi muda, terutama siswa SMA, harus menjadi benteng utama bangsa dari pengaruh ideologi berbahaya. Pernyataan ini juga didukung oleh Gubernur Sulbar Suhardi Duka dan Wakil Gubernur Salim S. Mengga.
“Generasi mulai dari SMA adalah generation emas yang harus dibentengi sejak dini dari paham intoleransi dan radikalisme. Penguatan ideologi kebangsaan dan pemahaman keberagaman sangat krusial agar mereka tumbuh menjadi generasi cerdas, berkarakter, dan mencintai tanah air,” ujar Sunusi.
Perwakilan Satgaswil Densus 88 mengupas pola perekrutan dan teknik penyebaran paham radikal di ranah digital, terutama media sosial—ruang interaksi utama remaja masa kini. Siswa diberikan pemahaman tanda-tanda paparan bahaya sekaligus langkah antisipatif saat menghadapi konten mencurigakan.
Sementara itu, Ketua FKUB Sulawesi Barat menekankan peran penting menjaga kerukunan antarumat beragama sejak usia dini. “Keberagaman adalah kekuatan bangsa yang harus terus dijaga,” ujarnya.
Kegiatan dialog, diskusi interaktif, dan penayangan materi edukatif mendalam berjalan dinamis, dengan partisipasi aktif para siswa yang antusias mengangkat isu-isu aktual dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia digital.
Melalui sinergi Kesbangpol Sulbar, Satgaswil Densus 88, dan FKUB, pemerintah daerah berharap menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, inklusif, dan bebas dari pengaruh paham IRET di seluruh sekolah di Sulawesi Barat.
Kesbangpol Sulbar berkomitmen memperluas program edukasi dan penguatan wawasan kebangsaan ke seluruh kabupaten demi membentuk generasi muda tangguh, toleran, dan menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila.
Hj. Halima, Kepala SMA Negeri 1 Mamuju, mengapresiasi kegiatan ini sebagai nilai tambah besar dalam pembinaan karakter peserta didik. “Edukasi pencegahan intoleransi, radikalisme, ekstremisme, dan terorisme sangat dibutuhkan. Materi hari ini membuka wawasan anak-anak kami dan membekali mereka menjaga diri serta lingkungan sekolah dari pengaruh negatif,” ujarnya.
Hj. Halima menegaskan komitmen sekolah untuk aktif mendukung penguatan ideologi kebangsaan melalui program pendidikan karakter dan kerja sama berkelanjutan dengan instansi terkait.
Dengan pelaksanaan kegiatan ini, diharapkan siswa-siswi SMA Negeri 1 Mamuju menjadi agen perubahan yang menyebarkan nilai kerukunan, saling menghargai, dan menjaga kebersamaan dalam masyarakat. (*/Rigo Pramana)
.jpeg)