Gubernur Sulbar Suhardi Duka Tekan Utang, Sulbar Pilih Tanggung Jawab Fiskal
Mamuju, TOKATA.id – Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar) Suhardi Duka mengambil sikap tegas menolak penambahan utang baru meski dihadapkan pada tantangan fiskal berat tahun 2025. Keputusan ini diambil setelah pemerintah pusat mengusulkan opsi utang tambahan sebagai solusi pembiayaan.
"Sulbar sudah dua kali meminjam ke SMI (Sarana Multi Infrastruktur). Cicilannya masih berat dan belum lunas. Saat saya minta penjadwalan ulang, justru disarankan menambah utang. Saya tolak. Lebih baik kita bayar dan lunasi dalam tiga tahun ke depan," tegas Suhardi Duka, Sabtu (14/06).
Berdasarkan data Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), beban fiskal Sulbar tahun ini mencapai Rp384 miliar, dengan rincian:
Pokok pinjaman SMI: Rp99,4 miliar
Bunga pinjaman: Rp8,7 miliar
Penarikan Dana Alokasi Khusus (DAK) oleh pusat: Rp130,2 miliar
Defisit akibat target retribusi dan SiLPA 2024 yang meleset: Rp145,7 miliar
"Terus dari mana kita bisa membangun? Main sulap? Hehe," canda gubernur, menyindir kompleksnya situasi. Namun, ia menegaskan bahwa pembangunan strategis tidak akan dikorbankan.
Di tengah keterbatasan, Pemprov Sulbar memastikan program-program krusial tetap berjalan:
Distribusi mobil sampah (amrol) dan ekskavator ke tiga kabupaten
BPJS gratis untuk masyarakat kurang mampu
Pengembangan peternakan dan bantuan bibit pertanian
Percepatan infrastruktur dasar
"Sudah dua dekade sampah diangkut, tapi pernahkah satu mobil sampah dikirim ke kabupaten? Tahun ini, kita bantu," ujar Suhardi, menekankan komitmen pemerataan pembangunan.
Refleksi ini bukan sekadar laporan fiskal, melainkan pernyataan politik, membangun daerah memerlukan keberanian mengambil pilihan sulit, menolak utang mudah demi kemandirian jangka panjang.
"Ini soal tanggung jawab pada generasi mendatang," tandasnya. (*/Rigo Pramana)
