Tudang Sipulung Lanjutkan Fase Persemaian, Air Mengalir untuk Ketahanan Pangan Sulbar
Polman, TOKATA. id - Demi mengokohkan ketahanan pangan dan mewujudkan visi kemajuan daerah, UPTD PSDA Sulbar mulai menjalankan Tahap Persemaian sebagai kelanjutan kritis program Tudang Sipulung. Di Kecamatan Tapango, pembukaan pintu irigasi yang terukur memastikan air mengalir tepat sasaran ke 200 hektare sawah, menyambut musim tanam padi dengan harapan dan presi
Pada Sabtu, (15/11), UPTD Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) kembali menginisiasi Tahap Persemaian, fase penting yang menandai kesiapan sistem pengairan menghadapi musim tanam. Ini adalah kelanjutan dari program Tudang Sipulung yang sebelumnya dihadiri Gubernur Sulbar, Suhardi Duka, di Polewali Mandar.
Kepala UPTD PSDA, Adien Herlinawati, menegaskan bahwa tahap ini bukan sekadar rutinitas, melainkan upaya strategis untuk memastikan aliran air terjaga dan optimal. "Hari ini, petugas juru pengairan, petugas pintu air, serta anggota Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) melakukan pembukaan pintu irigasi sesuai jadwal terencana. Ini momentum penting untuk menjamin distribusi air yang merata," ujarnya.
Dalam langkah konkret pemenuhan kebutuhan pertanian, air dari bendung kini mengaliri 200 hektare sawah di Kecamatan Tapango. Dalam 20 hari ke depan, para petani akan memulai penanaman padi dengan metode Tapin dan Tabela yang sudah teruji secara lokal. Data terbaru menunjukkan debit air di mercu bendung mencapai 15 cm, meningkat dengan bukaan sadap utama dari 55 cm menjadi 75 cm, demi memastikan distribusi air tidak terhambat.
Kepala Dinas PUPR Sulbar, Surya Yuliawan Sarifuddin, secara terpisah menyatakan komitmen penuh pemerintah mendukung aktivitas ini. Menurutnya, program ini bukan sekadar teknis pengairan, tapi bagian dari visi besar Gubernur Suhardi Duka dan Wakil Gubernur Salim S. Mengga dalam membawa Sulbar menuju kemajuan dan kesejahteraan melalui ketahanan pangan yang mantap.
Upaya yang terkoordinasi dan penuh perhitungan ini, diharapkan tidak hanya menjawab tantangan musim tanam, tetapi juga menegaskan posisi Sulbar sebagai daerah agraris yang mampu menjaga keseimbangan ekosistem air dan hasil panen, menyokong masa depan yang berkelanjutan dan sejahtera. (*/Rigo Pramana)
