Sosial Media
Home BPS Ekonimi Gubernur Sulbar Inklusif Mamuju Sulbar

Pertumbuhan Ekonomi Sulbar Capai 5,83 Persen, Gubernur Suhardi Duka; Kita Dorong Pertumbuhan Ekonomi Inklusif di Sulbar

36 min read

 


Mamuju, TOKATA,id – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data pertumbuhan ekonomi nasional triwulan III tahun 2025. Catatan ini menempatkan Maluku Utara

 sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia, meroket hingga 39,10 persen.

Di posisi kedua, Sulawesi Tengah mencatat pertumbuhan sebesar 7,79 persen, diikuti Kepulauan Riau (7,48 persen), Bali (5,88 persen), dan Sulawesi Barat yang berada di peringkat kelima dengan 5,83 persen.

Daftar posisi keenam hingga kesepuluh ditempati Sulawesi Tenggara (5,65 persen), Gorontalo (5,49 persen), D.I. Yogyakarta (5,40 persen), Sulawesi Utara (5,39 persen), dan Jawa Tengah (5,37 persen).

Secara nasional, pertumbuhan ekonomi rata-rata Indonesia triwulan III 2025 tercatat 5,04 persen. Dominasi provinsi-provinsi kawasan timur ini menunjukkan meningkatnya kontribusi mereka dalam menggerakkan roda perekonomian nasional.

Gubernur Sulawesi Barat, Suhardi Duka (SDK), menyambut capaian ini dengan optimisme dan menegaskan pentingnya pertumbuhan ekonomi yang inklusif serta berpihak pada masyarakat.

“Saya mendesain pertumbuhan ekonomi yang inklusif di Sulawesi Barat, didukung oleh ekonomi riil masyarakat,” tegas Suhardi Duka.

Ia menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi sehat harus dirasakan langsung oleh masyarakat luas.

“Saya menghindari pertumbuhan yang semu dan menyesatkan, yang justru memperlebar jurang kesenjangan. Oleh sebab itu, pertumbuhan ekonomi yang kita capai juga dibarengi inflasi akibat naiknya daya beli masyarakat,” ujarnya.

Menurut SDK, pertumbuhan ekonomi yang diiringi deflasi harus diwaspadai dan dipelajari sebabnya.

“Jika ekonomi tumbuh tapi diikuti deflasi, perlu dicari akar penyebabnya. Bisa jadi pertumbuhan itu hanya dinikmati kelompok elit,” katanya.

Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa perekonomian Sulawesi Barat ditopang dari sektor pertanian, perkebunan, perikanan, industri, UMKM, dan belanja pemerintah yang langsung berdampak pada kesejahteraan masyarakat.

“Saat ini, program padat karya dan UMKM memberikan pengaruh signifikan. Harga komoditas seperti sawit, kakao, dan kopi juga stabil, sehingga pendapatan masyarakat meningkat, memacu belanja mereka,” ujar Suhardi Duka.

Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Barat yang stabil dan berkualitas menurut SDK menjadi bukti bahwa pembangunan daerah berjalan di jalur tepat: memperkuat ekonomi rakyat sekaligus mengurangi kesenjangan sosial. (*/Rigo Pramana)

Komentar
Additional JS