Digitalisasi Sulbar dalam Tinjauan Muhammad Ridwan: Dari Blankspot 4G hingga Command Center Terpadu
"Plt. Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian, dan Statistik (Diskominfo) Sulawesi Barat, Muhammad Ridwan Djafar, mengungkapkan kondisi digitalisasi di Sulbar masih menyimpan pekerjaan rumah besar, dengan puluhan titik layanan publik tanpa akses internet dan ratusan desa terkendala blankspot 4G. Dalam seleksi terbuka JPT Pratama Diskominfo Sulbar 2025, Ridwan menawarkan visi transformasi digital holistik yang akan melompat jauh dari sekadar perbaikan parsial menuju “Sulbar Digital” yang terintegrasi dan berkinerja maksimal."
Mamuju, TOKATA.id — Dalam sesi wawancara seleksi terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Pratama untuk posisi Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian, dan Statistik (Diskominfo) Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2025, Pelaksana Tugas (Plt.) Kadis Kominfo, Muhammad Ridwan Djafar, menegaskan perlunya lompatan besar transformasi digital. Ia menawarkan konsep “Arah Transformasi Holistik dan Konvergensi Digital” sebagai pijakan utama menuju visi Sulbar Digital.
Ridwan mengurai fakta kritis yang jadi tantangan nyata di lapangan: “Masih ada 177 titik layanan publik yang belum terkoneksi internet, 118 desa masuk area blankspot 4G, 37 urusan pemerintahan belum terdigitalisasi, dan banyak sistem serta data pemerintah yang belum terintegrasi dengan baik.” Kondisi ini jelas menunjukkan ketertinggalan signifikan yang harus segera diatasi guna mewujudkan layanan publik yang modern dan responsif.
Menurut Ridwan, solusi parsial tidak lagi cukup. Ia mengusulkan serangkaian langkah strategis yang berfokus pada: manajemen isu publik secara real-time; konten informasi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang menarik di media sosial; pengoptimalan kanal pengaduan SP4N-Lapor; integrasi sistem SATU DATA sebagai tulang punggung sinergi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE); interoperabilitas aplikasi layanan melalui Single Sign-On (SSO); peningkatan kompetensi digital aparatur sipil negara (ASN) serta masyarakat; penguatan keamanan siber; hingga pembangunan Command Center sebagai pusat kendali pembangunan dan penguatan kinerja Diskominfo yang tanggap dan berkualitas.
Data komprehensif dari Diskominfo menunjukkan, kemampuan digital ASN Sulbar saat ini baru di angka 2,76 poin, literasi digital masyarakat sekitar 51,72 poin, serta sudah tercatat 393 kasus serangan siber sepanjang 2025. Implementasi Tanda Tangan Elektronik (TTE) baru mencapai 50,86 persen, menandakan masih banyak ruang untuk perbaikan.
Ridwan menekankan, untuk mencapai Sulbar Digital, transformasi harus berjalan secara menyeluruh dan simultan, menggabungkan aspek layanan digital, integrasi data, kapasitas SDM, keamanan siber, dan reformasi internal pemerintah. Ini sejalan dengan misi Gubernur Sulbar Suhardi Duka dan Wakil Gubernur Salim S. Mengga, yang berupaya mengakselerasi tata kelola pemerintahan yang baik, transparan, dan akuntabel, sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan dasar bagi masyarakat luas.
“Perlu lompatan besar, bukan tambal sulam parsial. Sulbar Digital adalah kerangka besar yang memastikan seluruh elemen—layanan, data, kapasitas SDM, dan keamanan—bergerak bersama, saling menguatkan,” tegas Ridwan.
Kebijakan strategis yang dirancang meliputi perluasan akses internet sampai ke daerah blankspot, efektivitas layanan berbasis elektronik, revitalisasi infrastruktur digital, integrasi ekosistem data pemerintahan, pengembangan kapasitas digital ASN dan masyarakat, serta penguatan sistem pertahanan terhadap ancaman siber. Termasuk pula fokus pada penguatan sumber daya manusia teknis, restrukturisasi insentif, serta penerapan pola kerja kolaboratif dan berbasis kinerja demi optimalisasi hasil.
Dengan semangat itu, Ridwan menyampaikan bahwa era baru digitalisasi Sulbar tidak hanya tentang teknologi, tapi menyangkut daya juang dan komitmen seluruh elemen pemerintahan untuk membawa daerah ini ke garis depan transformasi digital nasional. (*/Rigo Pramana)
