Sulawesi Barat Raih Status Bebas Frambusia, Perkuat Tata Kelola Air, dan Bidik Investasi Pertambangan
Mamuju, TOKATA.id – Sulawesi Barat menunjukkan kemajuan strategis di berbagai sektor vital, dari kesehatan masyarakat hingga pengelolaan sumber daya alam dan investasi pertambangan, sebagai wujud nyata sinergi pemerintah daerah dan masyarakat dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan berkualitas.
Pertama, Gubernur Sulawesi Barat, Suhardi Duka, menerima Sertifikat Eradikasi Frambusia untuk Kabupaten Polewali Mandar dan Pasangkayu dari Kementerian Kesehatan RI, sebagai tanda keberhasilan penanganan penyakit kulit menular yang termasuk Neglected Tropical Diseases (NTDs). Penyerahan sertifikat ini, dilakukan langsung oleh Wakil Menteri Kesehatan, Prof. Dante Saksono Harbuwono, menegaskan status bebas Frambusia kedua kabupaten ini serta mengangkat Sulawesi Barat sebagai contoh keberhasilan pengendalian penyakit menular.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Sulbar, dr. Nursyamsi Rahim, menyampaikan apresiasi atas sinergi antara pemerintah daerah, tenaga medis, dan masyarakat yang telah berhasil menorehkan prestasi ini, yang sejalan dengan visi Gubernur dan Wakil Gubernur untuk menjadikan Sulawesi Barat sehat, maju, dan bebas penyakit.
Di ranah pengelolaan sumber daya, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Sulawesi Barat tengah menggenjot pembentukan tim terpadu pengelolaan air tanah melalui program SI JARI MANIS—“Sinergi Jaringan Informasi Air Tanah, Maju, Andal, dan Berkesinambungan.” Kepala Bidang Geologi dan Air Bawah Tanah, Wisnu Hasta Praja, menjelaskan fokus pembentukan tim awal di dua kabupaten strategis, Mamuju dan Polewali Mandar, dengan keterlibatan Bapenda dan pemerintah kecamatan sebagai langkah memperkuat tata kelola, pelayanan dasar, dan akuntabilitas sesuai Misi Panca Daya Pemerintahan Sulawesi Barat.
Sementara itu, dalam agenda pembangunan ekonomi berbasis potensi lokal, Kepala Bidang Mineral dan Batubara ESDM Sulbar, Ilham, dalam Dialog Publik “Iklim Investasi Pertambangan” menegaskan urgensi investasi sektor pertambangan untuk memperkokoh perekonomian daerah. Ditekankan pula potensi besar Sulbar dari emas, tembaga, mangan, batubara, hingga pasir untuk Ibu Kota Negara baru, yang membuka peluang kontribusi besar daerah pada pembangunan nasional dan penguatan daya saing regional.
Dialog yang diinisiasi Asosiasi Mahasiswa Sulbar ini turut dihadiri pelaku usaha dan legislator, dengan harapan dapat mendorong pengelolaan sumber daya yang berkeadilan, berkelanjutan, dan berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.
Ketiga langkah konkrit ini memperlihatkan komitmen Pemprov Sulbar dalam mewujudkan provinsi yang sehat, berkelanjutan, dan sejahtera, sekaligus menegaskan peranan strategis daerah dalam pembangunan nasional. (*/Rigo Pramana)