Sulbar Genjot Ketahanan Pangan, Perbaikan Irigasi dan Alih Fungsi Lahan Sawit Jadi Prioritas
Mamuju, TOKATA.id – Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat mengambil langkah strategis untuk mengakselerasi ketahanan pangan melalui rehabilitasi infrastruktur irigasi dan konversi lahan pertanian. Komitmen ini ditegaskan Wakil Gubernur Salim S Mengga saat menghadiri pesta panen padi di Desa Beru-beru, Kecamatan Kalukku, Mamuju.
"Mayoritas lahan di Mamuju masih mengandalkan tadah hujan. Sistem irigasi yang ada, seperti di Tommo, belum berfungsi optimal," tegas Salim, yang akrab disapa SDK ini.
Meski mencatat peningkatan produksi, Salim menyoroti disparitas produktivitas dengan Jawa Tengah dan Jawa Barat yang mencapai 7,5-9 ton/hektare.
"Kunci keberhasilan mereka terletak pada profesionalisme SDM, benih unggul, pasokan pupuk, dan irigasi teknis. Ini yang akan kita replikasi," paparnya.
Salim menekankan, pembenahan jaringan air menjadi agenda paling mendesak. Ia telah menginstruksikan Dinas Pertanian melakukan inventarisasi menyeluruh terhadap infrastruktur pengairan yang dapat dioptimalkan.
"Swasembada pangan dimulai dari pengairan yang andal," tegasnya.
Pemprov juga akan mengajukan dukungan pendanaan ke pemerintah pusat. Langkah ini dinilai krusial menyongsong proyeksi krisis pangan global 2054.
"Negara-negara tropis seperti kita akan menjadi episentrum ketahanan pangan dunia,"
Di tengah ancaman krisis, Salim mengkritik ekspansi perkebunan kelapa sawit yang masif.
"Kita harus mulai mengalihkan lahan untuk pencetakan sawah baru," tandasnya. Kebijakan ini sekaligus diharapkan menyelesaikan konflik agraria yang kerap terjadi antara masyarakat dan korporasi perkebunan.
"Sejak saya menjabat, laporan sengketa lahan terus berulang. Ini momentum untuk menata ulang tata kelola pertanian Sulbar," pungkas Salim. (*/Rigo Pramana)