Sosial Media
Home Advertorial Daerah Hukum Sulbar

Nasib Tragis Dialami Kepala Puskesmas Alu, Menjadi Korban Salah Tangkap dan Kekerasan Aparat

1 min read



Pasangkayu, TOKATA.id – Tubuh Jamaluddin, S.Kep, lemas terbaring di balik selang infus. Kepala Puskesmas Kecamatan Alu itu masih tak sadarkan diri pascaoperasi kepala akibat cedera berat diduga dianiaya aparat dalam kasus salah tangkap Insiden ini memicu gelombang kecaman, termasuk dari Wakil Gubernur Sulawesi Barat, Salim S. Mengga, yang menuntut pertanggungjawaban hukum transparan.  


"Apakah dia justru disiksa di dalam Polres? Ini pelanggaran HAM berat yang tak boleh ditutupi!" tegas Salim melalui pesan suara WhatsApp, Sabtu (05/07). Suaranya bergemuruh, menolak segala pembenaran atas kekerasan aparat—meski dilatari kemarahan usai bentrok eksekusi lahan di Palludai.  


Dugaan balas dendam mengemuka. Sejumlah polisi terluka dalam kericuhan itu, namun Salim menegaskan.

"Kemarahan bukan alasan main hakim sendiri. Hukum harus tegak, bukan dibengkokkan."  


Ia juga mengingatkan agar tak ada upaya pengaburan fakta yang menjadikan Jamaluddin yang juga Ketua PPNI Kabupaten Polewali Mandar sebagai kambing hitam penolakan eksekusi. 

"Korban harus dilindungi. Begitu sadar, kesaksiannya wajib didengar tanpa intervensi," tegasnya.  


Salim mendesak keluarga korban melapor ke Kompolnas dan Komnas HAM jika bukti menguat. 

"Negara harus hadir. Keadilan tidak boleh buta."


Insiden ini bermula saat Jamaluddin terjaring operasi eksekusi lahan di Palludai. Ia dituding bagian dari massa penentang, padahal tak terlibat. Kini, di balik dinginnya ruang ICU, pertanyaan menggantung. Akankah pengusutan mengungkap kebenaran atau justru dikubur dalam kesenyapan?  (*/Rigo Pramana)



Additional JS