Gubernur Suhardi Duka dan Kagama Sulbar Rancang Strategi SDM Lewat Kuota Khusus di UGM
Mamuju, TOKATA.id – Kabut pagi masih menggantung lembut ketika gemericik ombak bersahutan dengan langkah-langkah pagi di sepanjang Jalan Yos Sudarso Arteri Mamuju, Minggu (29/06).
Di antara keheningan yang mulai pecah oleh denyut kota, Salman Dianda Anwar, Ketua Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Sulawesi Barat (Sulbar), berbincang tentang visi pendidikan yang hendak diwujudkan dalam Musyawarah Daerah (Musda) II Kagama Sulbar.
Percakapan pagi itu mengerucut pada satu gagasan strategis, usulan Gubernur Sulbar, Suhardi Duka, agar UGM membuka kuota afirmatif minimal 50 kursi per tahun bagi calon mahasiswa asal Sulbar. Salman menyambutnya dengan antusias, menyebutnya sebagai "loncatan peradaban" bagi kemajuan sumber daya manusia (SDM) daerah.
"Ini bukan sekadar angka, tapi investasi jangka panjang untuk Sulbar," ujar Salman, sorot matanya tajam di bawah mentari yang semakin terik. "Kagama akan menjadi jembatan antara harapan ini dan realisasi kebijakan di UGM."
Gubernur Duka sebelumnya telah menyampaikan harapan tersebut dalam pembukaan Musda II Kagama Sulbar. Menurut Salman, kebijakan afirmatif UGM selama ini memang ditujukan untuk mengurangi kesenjangan akses pendidikan tinggi, khususnya bagi daerah tertinggal di luar Jawa.
"Kami tak hanya mendukung, tetapi akan memastikan ini terwujud," tegasnya. "Langkah pertama adalah memetakan kebutuhan daerah dan mempersiapkan calon mahasiswa yang kompetitif melalui pendampingan intensif."
Bagi Salman, angka 50 bukan sekadar target kuota, ia adalah simbol tekad Sulbar mengejar ketertinggalan melalui pendidikan.
"Ini tentang memutus mata rantai ketimpangan," ujarnya, "dan Kagama akan berada di garis terdepan."
Dengan komitmen itu, frasa 50 kursi kini bergema bukan sebagai wacana, melainkan sebagai sebuah janji peradaban. (Rigo Pramana)