ESDM Sulbar Kejar Pemerataan Listrik hingga Desa Terpencil, Wujudkan Dari Gelap Menuju Terang
Mamuju, TOKATA.id - Cahaya listrik bukan lagi sekadar kilauan bohlam, melainkan nyawa pembangunan. Menyadari hal itu, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) menggenjot komitmennya untuk mendorong pemerataan akses listrik hingga ke pelosok desa.
Langkah strategis ini dipertegas dalam Rapat Sinkronisasi Roadmap Listrik Perdesaan 2025–2029 yang digelar secara daring oleh Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Kamis (19/06).
Farid Asyhadi dan Gilang Perdana Putra dua inspektur ketenagalistrikan ESDM Sulbar yang mewakili Kepala Dinas Mohammad Ali Chandra memaparkan sejumlah terobosan untuk mengikis ketimpangan energi.
Salah satunya, program bantuan listrik gratis bagi masyarakat miskin, yang tahun ini menyentuh 171 Rumah Tangga Sasaran (RTS).
Sejak 2019, program ini telah menjangkau ribuan keluarga:
2019: 320 RTS
2020: 300 RTS
2021: 579 RTS (termasuk PLTS di Desa Popenga, Majene)
2022: 455 RTS (PLTS di Awo dan Manyamba)
2023: 490 RTS
2024: 120 RTS
2025: 171 RTS
Tak hanya bantuan langsung, ESDM Sulbar juga membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di wilayah terpencil, seperti:
PLTS Terpusat Pulau Samataha (2021), melistriki 28 RTS
PLTS Salutahongan, Majene, menerangi 20 keluarga
“Ini selaras dengan visi Gubernur Suhardi Duka dan Wakil Gubernur Salim S Mengga: listrik bukan sekadar infrastruktur, melainkan alat pengentasan kemiskinan,” tegas Farid.
Meski rasio elektrifikasi Sulbar mencapai 99,99%, dan 100% desa sudah berlistrik, nyatanya masih ada 19 desa yang gelap gulita—terutama di wilayah ekstrem seperti Pulau Karampuang, yang hanya menikmati listrik 3 jam per hari.
“Kami mendorong Kementerian ESDM untuk evaluasi pengelolaan PLTS di sini,” desak Farid.
Sementara itu, 15.000 RTS telah diusulkan untuk program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) 2025, dengan verifikasi ketat agar tepat sasaran.
Izbet Alighorky, Manager UP2K PT PLN Sulbar, mengakui tantangan geografis: 70% wilayah Sulbar adalah hutan, dengan desa-desa terisolir yang sulit dijangkau. Namun, optimisme tetap menyala. Roadmap Lisdes 2025–2027 akan merevisi target, 19 desa baru dan 122 desa lama akan dialiri listrik, termasuk dukungan penuh untuk program Super Sun PLN di Kepulauan Balabalakang.
“Gotong royong APBD, APBN, dana desa, hingga CSR perusahaan listrik menjadi kunci,” tandas Farid.
Di penghujung rapat, Oscar, panitia pelaksana, berpesan,
“Listrik adalah hak, bukan privilege. Sinergi kita hari ini menentukan terangnya masa depan Sulbar esok.” tutupnya. (*/Rigo Pramana)