Transmigrasi Berbasis Rakyat Lokal, Solusi SDK-JSM Tekan Kemiskinan dan Pengangguran di Sulbar
Mamuju, TOKATA.id – Angka pengangguran di Sulawesi Barat menyusut menjadi, 3,17%, menempatkannya sebagai provinsi dengan tingkat pengangguran terendah kelima se-Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) ini menjadi kabar baik, tapi Gubernur Suhardi Duka tak ingin berpuas diri.
"Lapangan kerja akan terbuka lebar jika investasi masuk. Tapi investor hanya datang jika mereka merasa aman, tanpa pungli, tanpa birokasi berbelit, dan yang terpenting: diterima masyarakat," tegas Duka dalam konferensi pers jelang 100 hari kerjanya, didampingi Wakil Gubernur Salim S. Mengga. Ruang teater lantai dua Kantor Gubernur riuh oleh derak kamera.
Investasi vs Lingkungan, Dilema yang Disadari, Suhardi Duka dan Salim S Mengga mengaku pecinta lingkungan. Mereka menolak menukar kerusakan alam dengan investasi sembarangan.
"Saya ikut merancang UU No. 32/2024 tentang Konservasi Sumber Daya Alam. Bahkan dapat medali kepedulian lingkungan di DPR RI dulu, "Tapi kita tak bisa terus menghindar, investasi harus seimbang dengan ekologi." ujarnya, tersenyum kecut.
Ia memberi contoh Pasangkayu dan Mamuju Tengah, dulu belantara, kini kemiskinannya hanya 6-7% berkat investasi perkebunan sawit dan program transmigrasi.
"Bandingkan dengan Majene dan Polman, yang masih tertinggal," katanya.
Baru-baru ini, Duka bertemu Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara. Ia mengusulkan, transmigrasi lokal program penyerapan tenaga kerja tanpa mendatangkan penduduk luar.
"Yang kita undang programnya, bukan orangnya. Pesertanya warga Sulbar yang masih menganggur," tegasnya.
Ia merancang sistem unik, berua kerja komunal. Setiap peserta dapat dua hektar tanah, tapi sertifikat tak langsung diberikan.
"Mereka bekerja bersama di lahan 200 hektar, tanpa tahu persis mana bagian mereka. Ini mencegah jual-beli tanah saat terdesak," jelasnya.
Optimisme Duka terasa, tapi ia sadar jalan masih panjang.
"Kita tidak ingin pertumbuhan ekonomi mengorbankan alam. Tapi kita juga tak bisa biarkan rakyat terus miskin," ujarnya. (*/Rigo Pramana)
