Soal Tambang Pasir Di Tubo Poang, Sudomo : Dalam sosialisasi 100 persen warga menerima, kalau tertolak, pasti orang luar masuk jadi provokator
Majene, TOKATA.id – Salah satu investor berbendera PT Baqba Lembang Tuho, berencana akan melakukan exploitasi usaha tambang pasir di pesisir Desa Tubo Poang hingga Salutambung, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat.
Rencana kegiatan pertambangan oleh PT Baqba Lembang Tuho di kawasan sungai dan pesisir Tubo-Salutambung menuai respon dari Penjabat (PJ) Kepala Desa Tubo Poang, menyusul kabar adanya penolakan dari warga.
Sebelumnya, sejumlah warga dari Desa Tubo Poang dan Desa Salutambung, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, menyampaikan penolakan terhadap rencana tambang tersebut. Penolakan itu disampaikan dalam bentuk petisi pada Selasa, (13/05). Dalam petisi tersebut, warga menolak pengajuan Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) dan Izin Usaha Pertambangan (IUP) oleh PT Baqba Lembang Tuho di kawasan Sungai Tubo.
Menanggapi hal ini, PJ Kepala Desa Tubo Poang, Sudomo, menegaskan bahwa pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada warga, termasuk melalui rapat bersama masyarakat pesisir.
“Kami bersama ketua BPD dan kepala dusun dan tokoh masyarakat telah melakukan pertemuan dengan sejumlah warga pesisir untuk membicarakan rencana tambang ini. Tidak ada penolakan dari warga,” ujar Sudomo.
Ia menjelaskan bahwa hasil pertemuan tersebut menunjukkan bahwa masyarakat tidak serta-merta menolak, namun menginginkan adanya sosialisasi lanjutan dengan menghadirkan pemerintah daerah dan pihak perusahaan untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap, termasuk terkait dampak lingkungan.
“Kalau dikatakan akan ada dampak kerusakan lingkungan, saya kira itulah gunanya perizinan untuk menghindari kerusakan lingkungan. Beberapa warga yang tinggal dekat sungai malah berharap agar segera dilakukan pengerukan atau normalisasi sungai karena dikhawatirkan akan terjadi luapan sungai,” tambahnya.
Jadi terlihat jelas, saat sosialisasi semua warga menerima, menjadi aneh kalau ada gerakan penolakan.
"Dalam sosialisasi 100 persen warga menerima, kalau tertolak, pasti orang luar masuk jadi provokator".
Sudomo menambahkan, sosialisasi lanjutan dijadwalkan akan dilaksanakan pada 19 Mei mendatang, dengan menghadirkan dinas terkait, pemerintah daerah, dan perwakilan perusahaan.
Sementara itu, salah satu tokoh masyarakat Desa Tubo Poang, Wahid, yang turut hadir dalam pertemuan tersebut, menyatakan hal senada. Ia menyebut sejumlah warga bahkan bersedia lahannya dijadikan lokasi stockpile (penyimpanan) pasir.
“Artinya, kegiatan ini juga bisa memberdayakan masyarakat setempat,” imbuh Wahid. (*/Rigo Pramana)